Bom Waktu yang Melebihi BBM: Pendidikan!

Uda banyak banget ya pembahasan tentang BBM dan kenaikan harganya serta penanganannya. Klo gw sih skrg pengen sedikit ngebahas tentang pendidikan. Fenomena pendidikan di Indonesia ini bisa menjadi bom waktu yang lebih berbahaya drpd BBM.

Secara simpel, kenaikan BOP yang cukup drastis yang dilakukan bbrp universitas negeri ini dapat memberikan efek jangka panjang terhadap perekonomian dan perkembangan regional.

Perguruan tinggi negeri adalah satu2nya harapan bagi siswa daerah, yang mungkin tidak terlalu kaya untuk memperoleh pendidikan bermutu tinggi dan dengan biaya yang terjangkau. Tapi, knaikan biaya kuliah yang mencapai 500% ini jelas menyakiti mereka smua. Yang kebayang di benak gw sih, dalam 10 tahun ke depan, kita bakal menghadapi banyak sekali pengangguran.

Iya sih, univ2 mulai berpikir untuk mencapai standar nasional, cuma seharusnya kita agak sedikit berpikir apakah kita benar2 sudah siap? Bukan univnya yg sudah siap, tapi apakah rakyat kita sudah siap? Di Amerika, Jepang dan lain2 yang merupakan negara maju, mereka sudah memiliki pendapatan per kapita yang tinggi dan memang rakyatnya cukup siap dengan biaya univ yang cukup mahal. Itupun, pihak univ menyiapkan beasiswa yang tidak tanggung2 untuk siswa berbakat, baik seni, olahraga atau sains.

Nah, bagaimana menurut kalian mengenai kondisi pendidikan kita ini yang berbahaya bagi negara ini?

emmm....

menurut saya mau tidak mau...pemerintah harus bisa menjamin bahwa pendidikan dasar dapat diakses oleh semua rakyat.

dan jika bop berkeadilan benar2 dilaksanakan maka hal tersebut juga merupakan solusi karena dengan hal itu dapat menangkap semua wtp (willingness to pay) konsumen...

salam

logikanya tinggal pilih saja. UI udah gak di subsidi. berarti:

(1) untuk meningkatkan kualitas dan fasilitas UI = BOP tinggi
(2) BOP rendah = ya gak punya duid buat itu.

NAMUN seharusnya, tidak semua mahasiswa mendapatkan BOP yang tinggi, dan tidak sesedikit itu yang hanya boleh diberikan beasiswa 1000 anak bangsa. nanti anak-anak UI isinya bisa-bisa cuma orang yang ekstrim tajir dan ekstrim 'has not'. bagaimana para mahasiswa yang orang tuanya berpenghasilan menengah?

menurut gw solusinya ui tidak perlu menaikkan BOP 'keseluruhan' sampai nyaris 500%. Itu bener-bener membunuh orang banget. kayaknya ada yang abis anaknya masuk UI jadi jatuh miskin. naikin aja tuh pos-pos penerimaan yang kira-kira mahasiswanya sanggup bayar. antara lain adalah KI ataupun proses masuk baru seperti KSDI, UMB gelombang 2, dan SPMB. Biarpun dinaikin 500% juga gw yakin pada mampu. Apalagi demand itu adalah inelastis untuk orang-orang yang berpenghasilan tinggi yang anaknya pengen masuk UI.

Kalo emang UI bener-bener kampus rakyat, harusnya mereka mempertimbangkan ini lebih lanjut. rakyat indonesia belum mampu lah buat bayar bop sebegitu tingginya. betul ga juragan?

Lebih lagi kita ngelyatnya bgini juga. BBM yg naiknya 33,33% aja orang uda pada menderita semua. Gimana klo BOP yang naiknya 500%? Padahal pendidikan adalah sumber seseorang memenuhi hidupnya..

Bner kta Sempak, klo BOP berkeadilan berlaku, masih bisalah rakyat bertahan. Tapi lbh bagus lagi klo UI menyediakan beasiswa penuh bwt pemenang olimpiade fisika, matematika, olah raga atau pemain musik berbakat. Klo seandainya UI gak bisa begitu, menurut gw, UI sbenernya belom bner2 siap untuk menjadi kampus Internasional. So, jangan maksain demi nama besar.

Pada dasarnya, seharusnya UI bisa bertindak lebih baik untuk meningkatkan GDP negara ini tetapi dengan per capita yang lebih merata, yaitu dengan pendidikan yang baik secara menyeluruh dari miskin hingga kaya

emang belakangan topik ini semakin meresahkan..

Ketika sebuah fasilitas negara yang disubsidi kemudian dihilangkan dan digantkan dengan nama BHMN...
Maka akan muncul sebuah masalah,,masalah yang sangat krusial, tapi dilupakan orang atas nama perut dan keuntungan semata...
perubahan UI dari status BUMN ke BHMN yang nantinya akan menjadi BHP, benar2 telah merubah wajah UI di mata masyarakat...

Kampus UI dulu terkenal dengan julukan Kampus Rakyat...tapi belakangan, hanya Rakyat dengan modal besar saja yang bisa masuk...
Selebihnya hanya bisa bermimpi dan menatap dari kejauhan...ironis banget...

apalagi ketika dalam ekonomi kita juga mengenal istilah teori ekonomi pertumbuhan dimana investasi akan meningkatkan income perkapita yang kemudian akan menaikan kesejahteraan masyarakat karena rerta daya beli mereka ikut naik...

Namun, sangat disayangkan ketika pendidikan sebagai salah satu bentuk dari investasi rupanya dihambat atas nama pemasukan...
Pemerintah seolah lepas tangan begitu saja dari tanggungjawabnya..
Tidak salah memang ketika maksud pemeintah adalah untuk mengundang investor demi menambah modal invetasi peningkatan kualiltas pendidikan..

namun yang menjadi masalah adalah ketika peningkatan kulaitas ini cuma bisa dinikmati sama orang-orang tertentu aja..orang kaya misalanya...
akhirnya yang terjadi adalah orang kaya dengan modal besar bisa mendapatkan pendidikan terbaik dan menjadi lebih kaya secara berlipat...

sedangkan orang miskin dengan modal seadanya hanya bisa mengeyam pendidikan dengan seadanya saja...dan ketika orang miskin ingin bersaing untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik,,,maka dengan mudah akan tersingkir dari persaingan...pada akhirnya mereka sndiri tidak bisa menaikan taraf hidupnya...Apalagi dengan adanya tuntutan perdagangan bebas..ini semakin memperparah keadaan kita

disini mulai kelihatan nih...divergensi anatara orang kaya dan orang miskin semakin menjauh...

Apakah salah dengan adanya orang miskin dan adanya orang kaya?
orang kaya ga salah kok...
yang miskin juga ga bisa menyalahkan orang kaya...

kalo keduanya ga salah terus sapa yang slaah?

yang salah itu pemerintah sebagai pengatur kesejahteraan negara ini...
padahal pemerintah tahu...bahwa pendidikan adalah aset bangsa..sebuah investasi jangka panajang bangsa ini agar bisa bersaing dengan bangsa lain di kancah internasional...tapi mereka sendiri enggan memberikan perhatian yang serius dalam masalah ini...

ini terlihat dari anggaran pendidikan yang masih kecil dan belum terealisasi...

Rupanya perlu ada sentilan2 kepada pemerintah agar tidak merasa tidak ada pihak2 yang mengawasi mereka...

Gimana tuh guys?

memang benar begitu bung hage. semakin kasian aja orang-orang kasian. universitas mana lagi yang bakal mampu mereka masuk? 3 top indonesia aja sekarang udah mahal2 lho. Ini indikator bahwa 10 tahun kedepan social discrepancy akan semakin besar.

teorinya begini: orang kaya punya duit, bisa bayar BOP UI, anaknya masuk UI, asumsi anaknya rajin dan tekun pasti sukses dan menjadi orang kaya lagi. namun orang kasian, gak punya duit, minta keringanan aja setengah mati. Jadi istilahnya baru mau masuk aja susah, gimana mau sukses anaknya. Dan akan terus terjebak dalam Lingkaran Setan seperti yang diungkapkan oleh Prof. Lepie.

yang kaya makin kaya
yang miskin gak naek2.

kalo gw mikirnya gini:
duit buat kandang rusa, miara rusa, ama jalur speda itu duit dari mana???

kesannya ui jadi terlalu banyak bikin proyek mercusuar..

(tp yg gw denger sih 2 proyek itu dibiayain sponsor)

seandainya emang bener dari sponsor, kenapa ui ga nyari sponsor yg bisa bantuin miara perpus..daripada miara rusa ama jalur sepeda..emang bagus..tapi kalo dihitung opportunity costnya kayaknya mending g usa de..



trus soal biaya pendidikan..
gw setuju dengan opsi naikin biaya KI, Program Non-Reg, dll.. gw setuju aja sih, klo mending diliat dlu kondisi ekonominya, jadi yg kaya dikenakan biaya tinggi yg miskin dikasi beasiswa..malah kalo bisa ada subsidi silang..kelebihan dari uang pendidikan anak2 KI, dll itu dikasi buat bisa mbayarin biaya anak2 yg g mampu..

toh skrang proyek sapi perahnya bertambah dengan adanya program non-reg, trus program vokasi yg diambil rektorat (inget, biaya d3 itu gede lo)..

jadi, harusnya anak2 yg ga mampu makin banyak nerima beasiswa..
gw pribadi g ngerti gimana itung2annya rektorat..

tp kalo menurut gw sih, mending fasilitas yg dipiara itu harusnya fasilitas perpus, ama sarana-prasarana yang mendukung KBM, mungkin LCD, dll..

gw ngrasa rektorat g punya integritas..
satu sisi mereka bilang pingin world class university..

tapi mereka sama sekali g menumbuhkan budaya research di sana..

mereka cuman nempel "ada lktm" gt aja..
gak ada langkah lanjut dengan lebih men-invite mahasiswa..
emank, kesannya kayak anak sma..
tpi bukannya g masalah...sekedar untuk mpelopori gt..

ya, sekian sih..sori kalo kesannya banyak omong, ato kayak pepesan kosong..cuman pendapat pribadi..

yah gitu deh...
sepeda ada, rusa ada, gak tau bakal tambah apalagi
tapi yang pasti isi pepusnya PARAH!!! MENGENASKAN!!!

gw ngrasa rektorat g punya integritas..
satu sisi mereka bilang pingin world class university..

tapi mereka sama sekali g menumbuhkan budaya research di sana..

Nah, ini gw sepakat banget! Gw selalu inget bahwa dulu rektor kita pas mencalonkan diri pengen bikin kampus kita jadi research based. Tapi, setelah jadi, malah ngurusin kayak begituan. Hampir gak banyak esensinya selain senang2 (Sebenernya gw cukup menikmati jalur sepeda, tapi, klo berpikir dari sisi lain, alangkah sayangnya uang itu dibuat jadi jalur sepeda).

Padahal, kampus di luar negeri menjadi kampus tingkat dunia adalah karena penelitian yang bermutu dan alumninya yang memberikan sumbangan bagi ilmu pengetahuan. Bukan dinilai dari fasilitas jalur sepedanya.

yup, setuju dengan Roy

terutama dengan publikasi ilmiahnya di jurnal internasional

masa yg baru tembus jurnal internasional dari Indonesia cuman Ari Kuncoro doang sih...
yang lain kemana aja nih???

udah topiknya berat....postingannya panjang2 lagi.....